Monday, November 27, 2006

Radikalisme Lahir karena Ketidakadilan

Percaturan politik dan peradaban global awal abad 21 diwarnai dengan munculnya kelompok-kelompok radikal. Menariknya, tindakan mereka yang mengakibatkan banyaknya korban jiwa dan harta benda itu berpijak pada doktrin-doktrin agama dan diklaim sebagai jihad fi sabilillah. Kini masalah terorisme terus isu hangat dan perhatian dunia. Upaya memerangi terorisme pun tak pernah kendor. “Terorisme telah membuat hidup masyarakat tidak aman, tenteram, dan nikmat. Teorisme selalu membuat kita dihantui rasa takut,” tegas Tarmizi Taher, Ketua Center for Moderate Muslim (CMM). Tarmizi yang juga Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) menekankan pentingnya mendidik generasi muda agar beragama sebagaimana dicontohkan oleh Nabi Muhammad Saw. Berikut petikan wawancara Tim Reportase CMM beberapa pekan lalu:
Kenapa saat ini terorisme menjadi pusat perhatian masyarakat internasional? Sekarang ini dunia internasional mengalami konflik yang kita sebut sebagai radikalisme dan pelakunya kita sebut teroris. Kita sekarang hidup di era globalisasi dengan kecanggihan teknologi informasi yang sangat luar biasa. Kecanggihan teknologi informasi membuat kita bisa mengetahui apa yang terjadi di belahan bumi lain dalam hitungan menit. Kita seperti hidup di dalam sebuah kampung besar, tidak ada satu pun bangsa yang bisa dan sanggup mengisolasi diri. Dampak tragedi 11 September 2001 di New York terasa juga bagi Indonesia. Terorisme telah membuat hidup masyarakat tidak aman, tenteram, dan nikmat. Teorisme selalu membuat kita dihantui rasa takut. Inilah yang menyebabkan perhatian masyarakat internasional meningkat terhadap masalah terorisme.
Apa perbedaan dari fundamentalisme, radikalisme, dan terorisme? Fundamentalisme berasal dari agama Protestan. Pemeluk agama Kristen Protestan inilah yang pertama kali memakai istilah fundamentalisme, yaitu mereka ingin kembali ke dasar-dasar ajaran agama dengan keinginan menafsirkan Kitab Suci secara harfiah dan menganggap Kitab Suci tidak pernah salah. Dalam perkembangan selanjutnya, pengertian fundamentalisme merujuk kepada semua pemeluk agama. Fundamentalisme adalah sikap yang ingin kembali ke ajaran Kitab Suci dan perilaku para nabi yang di dalam agama Islam disebut sunnah atau hadits. Fundamentalisme mempunyai dua konotasi yaitu jelek dan bagus. Para ulama dan intelektual agama mengartikan fundamentalisme dengan konotasi yang bagus. Radikalisme berasal dari kata radic yang berarti berpikir secara mendalam dalam menelusuri suatu akar masalah. Ilmu hukum, ilmu kedokteran, ilmu fisika dan lain-lain jika bicara dalam filsafat ilmu akan berbicara mengenai hakikat realitas. Radic pada mulanya berkembang dalam bahasa filsafat, tapi begitu radikalisme berkembang menjadi perbuatan, ia menciptakan terorisme. Dalam strategi perang, teror adalah grand strategy (strategi pamungkas) yang biasanya digunakan oleh kelompok yang lemah melawan kelompok yang kuat. Misalnya dalam perang gerilya, karena tidak mempunyai senjata cukup kuat menghadapi musuh, maka dipilihlah strategi fit and run, hantam dan lari. Sekarang ini, teror telah menjadi salah satu cabang dalam ilmu tentara, ilmu strategi, dan ilmu intelijen.
Dari mana para teroris belajar dan mengetahui cara-cara berperang dan merakit bom? Para teroris yang dicari dan dikejar oleh Amerika adalah para mujahidin Afganistan saat terjadi perang Afganistan-Rusia. Pelatih para tentara dan mujahidin Afganistan melawan komunisme Rusia adalah Amerika dan Inggris. Para Mujahidin Afganistan berhasil memenangkan perang melawan Rusia yang kuat karena ada special force dibelakang mereka yang mendukung, melatih dan membimbing mereka mengalahkan Rusia.
Apakah kepentingan Amerika dan Inggris waktu itu sehingga mereka melatih para mujahidin Afganistan? Tentu saja untuk melawan komunisme Rusia pada waktu itu. Ketika terjadi perang Afganitan-Rusia, Amerika mempunyai sekutu yang bernama Osama bin Laden. Keluarga Osama adalah keluarga pemborong utama di Arab Saudi, bapaknya adalah pemborong utama keluarga raja. Dengan bergulirnya waktu, posisi Bapak Osama tergeser sebagai pemborong utama kerajan Arab Saudi. Osama tidak dapat menerima hal ini dan bicara macam-macam yang menyinggung keluarga kerajaan Saudi Arabia. Kerajaan Saudi keras dalam menindak orang-orang yang bicara macam-macam mengenai kerajaan. Osama langsung dicari dan dikejar oleh pemeritahan kerajaan Arab Saudi. Inilah yang membuat Osama meninggalkan Saudi Arabia dan melarikan diri ke Sudan.
Apa tujuan Amerika masuk ke Afganistan pasca tragedi 11 September itu? Tujuan Amerika masuk ke Afganistan pasca tragedi 11 September itu untuk mencari kelompok al-Qaeda yang dianggap membahayakan keselamatan rakyat Amerika. Sungguh tragis, Gedung kembar WTC yang merupakan lambang kebanggaan Amerika, dihancurkan tidak dengan senjata hebat dan canggih, tapi hanya memakai pesawat komersial berisi bahan bakar penuh yang ditabrakkan sehingga menimbulkan kebakaran sangat luar biasa dan mampu meruntuhkan gedung WTC.
Di antara macam-macam radikalisme, yaitu radikalisme agama, negara dan masyarakat, apa model radikalisme yang menarik perhatian dunia internasional sekarang ini? Radikalisme agama. Saat ini radikalisme bergeser dari cara berpikir secara filsafat berubah menjadi gerakan politik keagamaan, bukan agama, tapi agama yang dipolitisasi. Yaitu orang beragama yang menganggap hanya dirinyalah yang benar, sedangkan orang lain salah, hanya dirinyalah yang masuk surga, sementara yang lain masuk neraka. Mereka mennilai lemah iman orang Islam di luar dirinya dan kelompoknya karena hanya membela Islam dengan kata-kata, tidak dengan perbuatan seperti yang telah mereka lakukan. Sedangkan radikalisme dalam bidang politik, yaitu radikalisme suatu negara yang lemah melawan pendudukan negara yang kuat dengan bom bunuh diri atau menggunakan cara-cara yang lain yang mengancam jiwa pelakunya. Untuk memotifasi hal ini, mereka menggunakan idom-idom keagamaan, seperti janji surga dan kedudukan yang mulia di sisi Tuhan. Inilah yang dipompakan ke dalam benak para radikalis.
Jadi, agama adalah faktor dominan yang menyebabkan terjadinya terorisme? Ya, kerap agama menjadi faktor dominan terjadi terorisme. Saya mendengar kuliah yang sangat bagus sekali di BBC yang di sampaikan oleh matan Presiden Amerika yang sangat pintar, yaitu Bill Clinton, yang berjudul “Jiwa Abad 21”. Clinton bilang, “Semua agama, termasuk Islam, Yahudi, Kristen, pernah mengalami kekerasan agama, menggunakan agama sebagai alat motifasi gerakan mereka.” Masyarakat internasional kaget, Ketika Itzak Rabin dibunuh oleh orang Yahudi, mengingat jumlah Yahudi yang relatif kecil dibandingkan dengan jumlah orang Islam dan Kristen. Islam dan Kristen tidak pernah sepi dari kekerasan agama. Contohnya orang Katolik di Irlandia sampai sekarang masih ribut dengan orang Anglikan. Radikalis Hindu membunuh Gandhi di India. Ilam Tamil di Srilangka tidak mau membantu umat Hindu di Srilangka karena dalam proklamasi, negara Srilangka hanya untuk orang Budha Srilangka.
Bisakah Anda jelaskan kenapa terorisme sulit dibendung? Kalau dianalisa, banyak faktor yang menyebabkan lahirnya terorisme. Pertama, ketimpangan ekonomi yang sangat parah. Negara kaya tambah kaya dan negara miskin tambah miskin. Begitu juga kehidupan di masyarakat, si kaya bertambah kaya dan si miskin tambah menderita. Orang-orang yang terlibat terorisme adalah orang-orang yang sosial ekonominya lemah. Seperti di Palestina, orang-orang yang tinggal di asrama Pelastina hidupnya susah dan melarat. Inilah yang membuat mereka memilih lebih baik mati berperang daripada mati kelaparan. Faktor-faktor lain yang menyebabkan terorisme adalah penindasan, keterbelakangan sosial dan ekonomi serta rendahnya pendidikan. Kedua, memahami agama sepotong-sepotong, tidak memahami agama secara menyeluruh. Kemudian sebagian besar penganut agama tidak beragama sesuai dengan ajaran agamanya. Juga sebagian orang membawa agama ke dalam ranah politik. Prof. Wahiuddin Khan, seorang ulama anak benua India, berkata “Jawaban manusia yang beragama kepada tantangan globalisasi lebih bersifat politis daripada kesiapan untuk berkompetisi secara sehat, punya kemampuan, kerajinan, dan ketangguhan untuk menempuh hidup yang penuh kompetisi di ujung masa ini.”
Bagaimana menghilangkan penyebab terorisme? Dua faktor ini menjadi faktor utama terorisme, kita harus mendidik generasi muda untuk beragama sebagaimana dicontohkan oleh Nabi Muhammad Saw. kemudian masalah ketimpangan ekonomi sekarang ini sudah menjadi pembicaraan seluruh negara-negara. Kita harus memerangi terorisme dari akarnya, yaitu pemikiran yang disebut sebagai filsafat radikalisme. Selama radikalisme terbatas pada pemikiran sangat bagus, karena radikalisme adalah berpikir sampai ke akar-akarnya. Kita bongkar semua pemikiran yang sudah mapan di Barat, inilah yang disebut anti kemapanan

0 Comments:

Post a Comment

<< Home