Sunday, May 21, 2006

Marak, Peredaran Senpi Bebas di Poso

(Selasa, 04 Oktober 2005) - Kontribusi dari YTM - Terakhir diperbaharui (Senin, 17 Oktober 2005)
Sumber : Suara PembaruanPALU - Peredaran senjata api (senpi) yang masih berlangsung secara bebas di Poso,
Sulawesi Tengah (Sulteng) menjadi akar penyebab begitu mudahnya terjadi aksi-aksi kekerasan seperti penembakan
misterius yang terus menerus menelan korban jiwa.
Peredaran senpi di Poso sangat kompleks dari transfer hingga produksi senpi ilegal, diduga melibatkan pihak yang
pernah terlibat secara langsung dalam konflik Poso (1998-2005) serta pihak-pihak lain yang menarik keuntungan
ekonomi dan politik dari penyebaran senpi tersebut. Demikian diungkapkan Direktur Yayasan Tanah Merdeka (YTM)
Palu, Arianto Sangaji kepada Pembaruan sebelum peluncuran kertas posisi 4 berisi hasil penelitiannya tentang
peredaran ilegal senjata api di Sulteng, Selasa pagi (4/10) di Palu. Menurut Arianto, setelah kekerasan berdimensi
etno religius pecah di Poso Desember 1998, maka Poso atau Sulteng umumnya menjadi daerah dengan masalah
peredaran senpi ilegal paling serius di Indonesia. Indikasinya terlihat dari meningkatnya kekerasan bersenjata dari
tahun ke tahun di daerah ini. Menurut Arianto, antara tahun 2000-2004 berdasarkan data Polda Sulteng, terdapat 174
kasus kekerasan menggunakan senpi (penembakan misterius maupun serangan-serangan terbuka antar dua komunitas
yang berbeda agama) terjadi di daerah ini dan korban terbesar di Poso. Jumlah itu belum termasuk data kepemilikan
senjata api secara ilegal yang mencapai puluhan kasus namun menurut Arianto, seperti fenomena gunung es, baru
terlihat di permukaannya saja tetapi di bagian dalam sebenarnya jauh lebih besar. Arianto yang melakukan penelitian
khusus tentang peredaran senpi di Poso menyebutkan, para milisi yang bertempur di Poso diperkirakan mulai
memasukan senpi ke daerah itu sejak tahun 2000. Adapun jenis-jenis senpi yang beredar di Poso, sebut Arianto,
seperti senjata serbu (jenis M-16, AK-47, SS-1), semi otomatik (SKS, M1-Carbin, M1-Garand), senapan bolt action
(SMLE No. 5, Jungle carbine, Mauser), sub-machine gun (jenis Uzi, Thompson), machine gun (RPD, FN Minimi, Bren
MK), pistol (jenis FN) dan revolver (jenis colt dan S-W). Senjata-senjata itu antara lain buatan USA, Inggris, Belgia,
Rusia, Jerman dan Indonesia. Alur penyelundupan senjata itu ke Indonesia, lanjut Arianto, antara lain melalui Filipina
bagian selatan kemudian dibawa masuk ke Kepulauan Sangihe Talaud di Sulawesi Utara. "Biasanya senjata jenis M-16
diselundupkan melalui metode lompat kodok, yang berpindah dari satu pulau ke pulau lain di daerah kepulauan Sangihe
Talau untuk selanjutnya dibawa sampai ke Poso,' ujar mantan pengajar Fisip Universitas Tadulako (Untad) Palu ini. Di
Sulteng sendiri katanya, ada beberap titik transit senpi ilegal itu sebelum sampai ke Poso. Diantaranya desa-desa Pesisir
di Kabupaten Poso, Kepulauan Togean Kabupaten Tojo Una-una dan Kolonedale serta Bungku Selatan, Kabupaten
Morowolai (keduanya hasil pemekaran Kabupaten Poso). Aparat keamanan (TNI/Polri), bukan menjadi tumpuan yang
baik untuk keselamatan jiwa rakyat di Poso. (128)
http://ytm.or.id - Yayasan Tanah Merdeka Powered by Mambo Generated: 22 May, 2006, 17:00

0 Comments:

Post a Comment

<< Home